Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan tes dan evaluasi

PSIKOLOGI PENDIDIKAN "TES DAN EVALUASI"

Apa itu Tes Standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untukkk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
  • Memberi informasi tentang kemajuan murid. Tes standar adalah sumber infirmasi tentang seberapa baikk prestasi dan kemampuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid. Tes standar juga adapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid.
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus. Tes standar juga dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke perogram spesifik atau tidak.
  • Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi. 
  • Membantu administrator mengevaluasi program.
  • Memberikan akuntabilitas.
Tes berbasis standar (stnadards-based test) adalah tes yang menilai kemampuan atau keahlian yang diharuskan dipunyai murrid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelelesannya.
Tes berisiko tinggi (high-stakes testing) adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria Untuk Mengevaluasi Tes Standar
Di antara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, reabilitas, dan keadilan.

TES KECAKAPAN DAN PRESATASI
Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achievement).

Membandingkan Tes Kecakapan dan Prestasi
Tes Kecakapan (aptitude test) didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
Tes Prestasi dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasi murid

Manajemen dan pengelolaan kelas

Pengelolaan Kelas


Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif?
Manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektik di dalam kelas. Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid.

Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kelas.
  • Membuat kelas sebagai tempat belajar 
  • Menciptakan proses belajar yang efektif di dalam kelas 
  • Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar 
  • Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar.
  •  Mengupayakan sarana-sarana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien 
      Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah:
  • 1. Membangun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian
    2. Memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan
    3. Selalu siap dan dapat dijangkau
    4. Selalu bertugas
    Tujuan dan Strategi Manajemen
    1. Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar
    2. Mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan
    3. Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional
  • Gaya Penataan  Kelas
    1. Gaya auditorum, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru. 
    2. Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap. 
    3. Gaya off-setgaya susunan kelas di maan sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. 
    4. Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk huruf U. 
    5. Gaya klaster, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Dampak Manajemen Kelas Bagi Siswa
 
  1. Mendorong siswa mengembangkan rasa tanggung jawab individu terhadap tingkah laku serta sadar akan mengendalikan dirinya. 
  2. Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai dengan tata tertib kelas dan merasakan teguran guru itu sebagai peringatan bukan kemarahan. 
  3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku sesuai dengan aktivitas kelas.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Anak yang berkebutuhan khusus memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya dalam hal fisik, psikologis, kognitif atau terhambatnya potensi sosial. Ketidakmampuan atau gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus, meliputi.

a. Gangguan indra
, seperti kerusakan penglihatan atau pendengaran sehingga mereka membutuhkan alat khusus untuk membantu aktivitas mereka. 

b. Gangguan bicara dan bahasa, seperti gangguan dalam artikulasi, gangguan kefasihan, gangguan suara. Gangguan bahasa meliputi tiga hal. 

  • Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
  • Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan. 
  • Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Kesulitan tersebut berkaitan dengan gangguan bahasa reseptif maupun ekspresif.
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa, sehingga anak yang menderita gangguan bahasa sulit
menerima informasi.
Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. 

Retardasi mental 
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Tipe retardasi mental dibagi menjadi tiga, yaitu retardasi ringan, retardasi moderat, dan retardasi berat. Penyebab retardasi mental sendiri disebabkan oleh faktor genetik (down syndrome, fragile X syndrome) dan kerusakan otak (pengaruh dari lingkungan luar, penyakit bawaan dari ibu seperti AIDS, ataupun ibu yang kecanduan alkohol mengakibatkan anak mengalami Fetal alcohol syndrome). 

Gangguan Fisik
Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure).
Gangguan Ortopedik.
Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karna atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh problem prenatal (dalam kandungan) atau perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak.

Gangguan perilaku dan emosional. Terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan berhubungan juga pada sosioemosional yang tidak tepat.
·       - Perilaku Agresif, diluar kontrol
·        -Depresi, kecemasan, dan ketakutan