Pendidikan Prasekolah Di TK Harapan 1
TOPIK: Ruang lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL: Pendidikan Anak Prasekolah di TK Harapan 1
Kelompok 4
Irwan Raista surbakti (16-161)
Ismaya Widitya (16-184)
Friyandi Pakpahan (16-202)
Shafira gina (16-211)
Ferry Afprianto (16-221)
Mirza Muammar (16-231)
BAB 1 : PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke
sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari
anak-anak lainnya. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan
atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini
sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya
1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh
Froebel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak
memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak
usia dini, khususnya taman kanak-kanak. Usaha froebel yang dibanggakan
adalah sebagai penggagas taman kanak-kanak atau kindergarten- chidren’s
gardens dan beliau dikenali sebagai father of kindergarten.
Sebagai ayah pendidikan anak usia dini, Frederich Wilhelm Froebel, sangat
mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini.
dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu,
yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang
dirancang Froebel, yaitu
gift (objek yang dapat dipegang dan
digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang
bentuk, ukuran, warna, dan menghitung),
occupation(materi untuk
mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat
bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat
kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.
1.2.2 Anak Prasekolah
Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di
TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik
:
· Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
· Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
· Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang
menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
· Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan
anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus
Ciri Sosial
:
· Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat
berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
· Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
· Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya
karena perebutan mainan
· Memiliki kesadaran akan gender dan
sex typing
Ciri Emosional
:
· Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih
sering berperilaku tempertantrum
Ciri Kognitif
:
· Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
· Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat
1.2.3
Pendidikan Prasekolah
Pendidikan anak pra sekolah adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan
tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk
karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial
yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar
pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih
mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum
bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol
hingga delapan tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak
dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan
diamati.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak
hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada
bentuk-bentuk permainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak
tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya
yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
1.2.4
Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.
Bermain bebas
; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan
alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
2.
Bermain dengan bimbingan
; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk
menggunakannya dengan konsep tertentu
3.
Bermain dengan diarahkan
; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu
tugas khusus
Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan
dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu
kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten
(1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
o
Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak
lainnya
o
Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan
tersebut
o
Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru
cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
o
Associative Play ; anak bermain bersama namun
permainan tidak terstruktur
o
Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan
tertentu
1.2.5
Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau
dalam bahasa Indonesia berarti ”Pendidikan yang patut sesuai dengan tahapan
perkembangan anak”. Berdasarkan konsep ini, para pendidikan harus mengerti
bahwa setiap anak adalah unik mempunyai bakat, minat, kelebihan, dan
kekurangan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para
pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan keunikan-keunikan
tersebut.
1.
Pada usia TK dan SD anak-anak memerlukan aktivitas fisik yang membuat
mereka aktif, sehingga dapat membantu pembentukan kepercayaan dirinya
Contohnya, anak tidak disuruh duduk, menulis, dan mendengarkan ceramah guru
dalam waktu yang lama. DAP memberikan peluang bagi anak untuk aktif,
bermain, waktu tenag, belajar, dan beristirahat secara seimbang. Anak-anak
akan lebih cepat mempelajari suatu konsep dengan keterlibatannya secara
aktif, misalnya bekerja dengan obyek nyata/tiruannya atau kerja tangan,
daripada hanya disuruh mendengarkan guru. Lingkungan belajar juga harus
aman sehingga semua anak merasa aman dan diterima oleh lingkungannya
2.
Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan para orang dewasa di
sekitarnya dan teman-teman sebayanya
Prakteknya: Contoh terpenting adalah hubungan antara orang tua dan anak.
Para guru akan mendorong agar hubungan dapat terjalin lebih kuat, termasuk
dengan kawan sebayanya dan orang dewasa lainnya, sehingga proses belajaran
akan lebih efektif. Tugas guru adalah memberi dukungan, mengarahkan, dan
memberikan motivasi, sehingg anak dapat belajar berinteraksi dan menjadi
individu mandiri. Kurikulum DAP akan memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengerjakan suatu pekerjaan berkelompok, sehingga anak dapat belajar
berkomunikasi dan berinteraksi dengan kawan-kawannya. Termasuk juga diskusi
di kelas yang dipandu langsung oleh gurunya.
3.
Anak-anak belajar melalui bermain
Prakteknya: Bermain dapat memberikan kesempatan pada anak untuk
berekspresi, bereksperimen, memanipulasi, yang semuanya adalah hal yang
paling penting untuk membangun pengetahuan dan membangun kemampuan berpikir
representatif. Ketika bermain, anak-anak dapat belajar mengkaji dan
meningkatkan daya pikirnya melalui respon yang diperoleh dari lingkungan
fifik dan sosialnya. Melalui bermainlah anak-anak dapat mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitasnya. Pada usia SD, permainan anak-anak menjadi
lebih berorientasi pada peraturan dann dapat meningkatkan kemandirian dan
kerjasama, sehingga dapat mendukung perkembangan sosial, emosi, dan
intelektualnya.
4.
Ketertarikan anak-anak terhadap sesuatu, dan rasa ingin tahunya yang
tinggi dapat memotivasi belajar anak
Prakteknya: Anak-anak membutuhkan pengalaman yang mempunyai arti penting
bagi mereka. Dalam kelas yang sesuai dengan DAP, para guru akan mencari
cara dan strategi untuk membuat anak tertarik dan memberikan peluang bagi
anak untuk memecahkan persoalan secara bersama. Guru akan mencari berbagai
aktivitas dan kegiatan yang dapat menarik minat anak, sehingga motivasi
anak untuk belajar akan meningkat. Hal ini akan menumbuhkan kecintaan anak
untuk belajar, rasa ingin tahu, perhatian, dan motivasi dari dalam diri
anak untuk terus mencari pnegetahuan.
1.3
ALAT/BAHAN
-
Kamera -Notes -Pulpen
1.4 ANALISIS DATA
Data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan
prasekolah yang telah ditentukan. Data yang telah diperoleh akan diolah
sesuai dengan teori pendidikan anak prasekolah
1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan guru kelas TK-A dan TK-B di TK Harapan 1
Tempat : TK Harapan 1 Jl. Imam Bonjol No. 32, Medan Maimun,Kota Medan,
Sumatera Utara
BAB 2 : PELAKSANAAN
2.1
SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
No
|
Kegiatan
|
tanggal
|
1
|
Permohonan surat izin dari fakultas
|
8 maret 2017
|
2
|
Penyerahan surat izin observasi ke TK Harapan 1 Medan dan
penerimaan izin dari TK tersebut
|
16 maret 2017
|
3
|
Kegiatan observasi di lakukan
|
23 maret 2017
|
4
|
Pengolahan data observasi
|
29 maret 2017
|
5
|
Pembuatan makalah observasi
|
4 april 2017
|
6
|
Posting blog
|
9 april 2017
|
Bab 3
Laporan Dan Evaluasi Data
3.1 Laporan
3.1.1 sistematis Observasi
Kegiatan observasi yg kami lakukan pada hari kamis 23 maret 2017. Dengan
sampel yg kami pilih TK A dan TK B. TK Harapan 1 Medan masuk pada pukul
08.00 WIB. Anak-anak sudah melakukan aktivitas seperti biasa yaitu ada yg
belajar dan aja juga yg mengaji iqro. Pada waktu kami masuk anak-anak sudah
menjalani serangkaian aktivitas yg diberikan oleh guru pembimbing.
Kelas pertama yg kami observasi adalah kelas TK B yg berisi 10 orang dengan
kisaran umur 5-6 Thn. 3 orang pada saat hari itu tidak hadir. Saat kami
memasuki kelas, terlihat beberapa anak yg sedang mengaji iqro dibantu oleh
guru dan sebagian sedang berlatih calistung (Baca, Tulis, Hitung)
Kami tidak di perkenankan untuk mengambil alih kelas oleh kepala sekolah.
Jadi kami hanya melihat bagaimana cara anak-anak tersebut belajar dengan di
bimbing oleh guru. Kami hanya di perkenankan menanya kepada anak-anak
tersebut dengan pertanyaan yg sederhana. Selebihnya kami mendapat informasi
dari guru pembimbing tersebut. Jadi kegiatan yg kami lakukan di kelas
adalah
· Menyapa anak-anak tersebut. Mereka dengan gembira menyambut kedatangan
kami. Tetapi ada beberapa yg masih malu-malu dengan kehadiran kami. 1 anak
ada yg tidak peduli dengan kehadiran kami (anak tersebut bahkan tidak
berpaling dari buku nya ketika kami menyapa di dalam kelas)
· Anak-anak kami tanya-in cita-cita kalau besar mau jadi apa.
· Dari 10 orang anak di dalam kelas ada dua orang yg terlihat kecerdasannya
dari teman-teman sebaya nya. Salah satu anak bahkan sudah tampak
kecerdasannya dari teman sebaya nya
· Anak-anak di uji oleh salah satu dari kami dengan operasi matematika
yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan
· Anak-anak di tanyain oleh salah satu dari kami berbagai macam warna
dengan menggunakan bahasa inggris
Rata-rata anak-anak di dalam kelas semangat ketika menjawab dan di tanyain
satu-satu oleh kami. Tetapi ada sebagian juga yg masih malu-malu ketika
kami tanyain secara personal. Tetapi selebihnya semangat menjawab ketika di
tanyain serentak oleh kami.
Ada 2 orang anak yg mendapat perhatian khusus oleh guru pembimbing
1. A: berumur 5 Thn tetapi gaya bicara dan tingkah laku hampir mirip dengan
orang dewasa. Setelah ditanyain oleh guru pembimbing, ternyata A mempunyai
abang yg terpaut sangat jauh umur nya. Oleh sebab itu guru pembimbing
menebak mengapa A terlihat begitu dewasa tingkah laku nya
2. B: berumur 4 Thn belum bisa mengenal huruf, masih bingung mau berbicara.
Tidak peduli dengan sekitarnya. Guru pembimbing mengatakan bahwa ia belum
bisa beradaptasi karena merupakan murid pindahan
Saat waktu kami telah berakhir di kelas TK B kami membagikan jajanan berupa
cookies kepada anak-anak tersebut. Mereka sangat antusias ketika diberi
cookies. Tetapi kami membuat games. Jika ingin cookies maka anak-anak
tersebut harus menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kami. Mereka semua
menjawab dengan mengangkat tangan. Bahkan salah satu anak yg pemalu tadi
dengan cepat mengangkat tangan tetapi masih di bimbing oleh guru pembimbing
ketika menjawab pertanyaan.
Setelah pembagian cookies anak-anak disuruh oleh guru pembimbing memasukkan
cookies tersebut kedalam tas das mengatakan bahwa cookies tersebut boleh
dimakan ketika jadwal makan siang bersama. Anak-anak kompak menuruti
perintah guru pembimbing
Dan akhirnya kami membuat kenang-kenangan kepada anak-anak di TK B dan Guru
Pembimbing dengan berfoto bersama. Setelah berfoto bersama telah usai, maka
berakhirlah observasi kami di kelas TK B
Sama seperti di kelas TK B kami membuat rangkaian acara yg sama pada kelas
TK A. Di kelas ini terdiri dari 15 murid yg kisaran umur nya 3-4 Thn.
· Pada saat kami memasuki kelas, dua orang anak perempuan sedang belajar
membaca iqro dengan guru pembimbing dan anak-anak yg lainnya sedang belajar
mewarnai
Kegiatan yg kami lakukan hampir sama dengan kegiatan yg kami lakukan di TK
B tetapi di TK A kami membuat kegiatan tersebut se-fleksibel mungkin karena
mengingat umur mereka yg belum terlalu paham apa yg kami instruksikan
· Kami bertanya di dalam kelas tersebut namun hanya beberapa anak saja yg
menjawab. Ketika kami bertanya lagi, dan lagi-lagi hanya anak tersebut saja
yg menjawab. Kami bertanya kepada guru pembimbing mengapa anak-anak
tersebut tidak malu-malu menjawab pertanyaan yg kami berikan, lalu guru
tersebut mengatakan bahwa mereka sejak pertama kali masuk dalam kelas sudah
kompak bertiga dalam berteman. Kami sempat terheran karena mereka berteman
layaknya pertemanan anak remaja. Mereka seperti berteman dengan istilah
genk. Mereka bertiga duduk di samping-sampingan. Ketika kawan nya menjawab
pertanyaan yg kami berikan maka kawannya satu lagi menimpali jawaban
tersebut. Ketika salah satu anak ada membuat tingkah sesuatu maka mereka
bertiga akan tertawa dengan kompak
· Menurut kami anak yg di tengah dalam foto tersebut, bakat
leader (pemimpin) dalam diri nya sudah tampak. Sebab jika kami
bertanya, dia dengan sangat fasih menjawab pertanyaan yg kami ajukan tanpa
malu-malu. Bahkan ketika ia kami beri instruksi untuk mengajak anak yg
pemalu untuk ikut menjawab, dia dengan senang hati mendatangi temannya dan
ikut
membujuk temannya agar mau ikutan menjawab
· Di dalam kelas tersebut ada beberapa anak yg sangat malu ketika kami
dekatin sekedar untuk bertanya, bahkan ketika kami mengulang pertanyaan
tersebut tidak ada respon dari sang anak. Memang dia sangat pemalu ujar
guru pembimbing
· Ketika kami ingin memberi jajanan cookies kepada anak-anak tersebut,
antusias mereka hampir sama seperti kelas TK B. Mereka berebutan ingin
cookies.
· Tidak seperti di kelas TK B yg mudah diatur, kelas TK A cukup sulit
diatur ketika kami mengatakan semua dapat cookies tapi harus rapih dan
menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kakak-kakak dan abang-abang.
Sampai-sampai guru pembimbing harus turun tangan untuk menyuruh anak-anak
tersebut duduk rapih dan tidak saling berebutan. Namun pada dasarnya anak
yg dibawah umur 5 tahun, mereka tidak bisa duduk tenang ketika melihat apa
yg dilihatnya menarik.
· Kami mencoba membuat games seperti di kelas TK B. Siapa yg bisa jawab
maka mendapatkan cookies. Ketika salah seorang anak berhasil menjawab,
kemudian menjawab lagi agar mendapat cookies dua biji. Salah satu anak
tidak terima ketika dia hanya mendapatkan cookies 1 biji. Lalu anak yg
mendapat 2 cookies mulai memamer-kan cookies yg ia dapat kepada temannya yg
hanya mendapat 1 biji cookies. Maka ada insiden kecil saat ada anak yg
tidak terima mendapat cookies 1 biji dan mulai menangis. Maka kami dan guru
pembimbing meng-instruksikan anak tersebut untuk segera meminta maaf satu
sama yg lainnya.
· Setelah pembagian cookies selesai, salah satu dari kami ada yg
bercengkrama dengan anak-anak di kelas dan salah satu nya bercengkrama
dengan guru pembimbing. Pada saat itu kepala sekolah mengatakan bahwa 5
menit lagi adalah jam keluar bermain anak-anak TK tersebut. Maka
berakhirlah observasi yg kami lakukan di TK Harapan 1. Tak lupa pula kami
membuat kenang-kenangan yg sama dengan anak kelas TK B yaitu kami dan
anak-anak sekelas berfoto bersama sebagai kenang-kenangan
EVALUASI
· Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
-
Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai
instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna,
dan menghitung. Anak-anak di TK Harapan 1 tidak menggunakan objek langsung.
Anak-anak menggunakan gambar atau poster yang berisi gambar-gambar angka
atau huruf untuk dipelajari melalui bimbingan guru.
-
Occupation : materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan,
seperti, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll).
Anak-anak di TK Harapan 1 sudah memenuhi dasar kurikulum ini. Anak-anak
menggunting, menggambar, menempel, dan melipat kertas.
· Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif,
dan sosioemosional.
-
Fisik : Anak-anak di TK Harapan 1, pada saat istirahat, anak
diizinkan untuk bebas berlari, melompat, dan bermain yang melibatkan
aktivitas fisik bersama dengan teman-teman lainnya
-
Kognitif : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih kognisi melalui
hafalan huruf dan angka dengan bahasa Inggris.
-
Sosioemosional : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih perkembangan
sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka
dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan
kelas
3.3 Testimoni
Irwan Raista Surbakti (161301161)
Ini adalah kali pertama saya melakukan observasi di sekolah, saya senang
karena sekolah yang kami datangi untuk melakukan observasi pun sangat
Wellcome kepada kami itu lah sebabnya saya sangat antusias pada saat
melakukan observasi, kegiatan observasi pun berjalan dengan lancar karena
kepala sekolah beserta guru pendidik dan juga murid" di sekolah itu
menerima kami. Pengalaman saya kali ini akan saya kenang baik" dan akan
saya terapkan untuk kedepannya karena ini adalah momen berharga
Ismaya widitya (161301184)
kegiatan observasi pendidikan ini adalah tugas pertama saya dalam
meng-observasi keadaan. Menurut saya Kegiatan tersebut cukup menyenangkan
ketika bertemu anak-anak yg lucu dengan sifat mereka yg menurut saya unik.
Saya sangat bangga diberi tugas ini. Ketika diberi tugas kegiataan ini
wawasan saya bertambah. Saya sedikit lebih bisa memahami anak-anak yg
usianya bisa dibilang masih balita. Saya sangat senang ketika saya baru
melakukan pertama kali observasi, antusiasme anak-anak terhadap kegiatan
observasi yg saya lakukan bersama teman-teman sangat besar.
Friyandi pakpahan (161301202)
Testimoni pada observasi pertama dalam hidup saya sangat berkesan karena
ini adalah kali pertama saya mengobservasi sekaligus belajar bagaimana
melakukan pendekatan terhadap murid" di sekolah tsb dan saya sangat
antusias pada kali pertama saya, dan saya juga senang karena kepala sekolah
beserta guru" pendidik dan murid" pun sangat baik dan sangat antusias
menerima kami pada saat melakukan observasi di sekolah tersebut. Dengan
kegiatan seperti ini untuk kedepannya saya mempunyai pengalaman yg dapat
saya terapkan dan saya bagikan kepada pelajar di Indonesia
shafira gina (161301211)
Pengalaman saya waktu observasi, saya merasa sangat senang bisa berjumpa
sama anak-anak TK yang berbagai macam model. Ada yang pintar, pendiam,
nakal, cerewet tetapi mereka semua baik-baik. Saya jadi teringat dimasa
saya TK dimana saya juga dulu seperti mereka.
Cara pengajaran dikelas juga guru-guru dapat membantu cara belajar anak
dengan baik, dapat memahami materi pelajaran baik dari akhlak maupun
akademik.
Kami juga disambut dengan baik oleh guru dan murid. Murid-murid sangat
merespon dengan baik apa yang kami lakukan misalnya games. Walaupun waktu
kami cuman sebentar tetapi kami mendapat pengetahuan yang banyak tentang
mereka.
Ferry Afrianto (161301221)
Pengalaman pertama buat saya, melakukan observasi, di taman kanak kanak,
ini membuat rasa antusias saya meningkat, karena saya merasa seperti
psikolog sungguhan. Taman kanak kanak yang menjadi objek kami observasi
bisa di bilang taman kanak kanak unggulan, karena fasilitas didalamnya
terbilang lengkap, mulai dari perpustakaan, taman bermain, permainan
permain puzzle yang megasah otak, dan sebagainya, ditambah lagi guru guru
pegajarnya yang ramah ramah. Observasi yang saya lakukan ini semoga
bermanfaat untuk saya, semoga bisa saya aplikasikan kepada keturunan saya
nantinya
Mirza muammar (161301231)
tugas observasi ini sangat menyenangkan, saya merasakan pengalaman baru
dalam bersosialisasi dengan anak-anak tk harapan medan, saya melihat
bagaimana metode belajar mengajar di tk harapan, juga mempelajari respon
anak anak tsb saat akan ada hadiah bagi yang menjawab pertanyaan dgn benar,
dapat dibandingkan dengan sebelumnya, anak anak tsb lebih semangat ketika
akan diberi hadiah, banyak yg bisa saya pelajari dr observasi tsb dan saya
sangat senang
3.4 Poster
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W.. 2002.
Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid
1,University of Texas at Dallas.
Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition
. Jakarta: Erlangga