TOPIK: Ruang lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL: Pendidikan Anak Prasekolah di TK Harapan 1
Kelompok 4
Irwan Raista surbakti (16-161)
Ismaya Widitya (16-184)
Friyandi Pakpahan (16-202)
Shafira gina (16-211)
Ferry Afprianto (16-221)
Mirza Muammar (16-231)
BAB 1 : PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari anak-anak lainnya. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya
1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh
Froebel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak usia dini, khususnya taman kanak-kanak. Usaha froebel yang dibanggakan adalah sebagai penggagas taman kanak-kanak atau kindergarten- chidren’s gardens dan beliau dikenali sebagai father of kindergarten.
Sebagai ayah pendidikan anak usia dini, Frederich Wilhelm Froebel, sangat mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini. dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu, yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang dirancang Froebel, yaitu gift (objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung), occupation(materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.
1.2.2 Anak Prasekolah
Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik :
· Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
· Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
· Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
· Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus
Ciri Sosial :
· Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
· Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
· Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya karena perebutan mainan
· Memiliki kesadaran akan gender dan sex typing
Ciri Emosional :
· Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih sering berperilaku tempertantrum
Ciri Kognitif :
· Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
· Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat
1.2.3 Pendidikan Prasekolah
Pendidikan anak pra sekolah adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol hingga delapan tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
1.2.4 Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bermain bebas ; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
2. Bermain dengan bimbingan ; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk menggunakannya dengan konsep tertentu
3. Bermain dengan diarahkan ; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas khusus
Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten (1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
o Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lainnya
o Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan tersebut
o Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
o Associative Play ; anak bermain bersama namun permainan tidak terstruktur
o Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan tertentu
1.2.5 Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau dalam bahasa Indonesia berarti ”Pendidikan yang patut sesuai dengan tahapan perkembangan anak”. Berdasarkan konsep ini, para pendidikan harus mengerti bahwa setiap anak adalah unik mempunyai bakat, minat, kelebihan, dan kekurangan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan keunikan-keunikan tersebut.
1. Pada usia TK dan SD anak-anak memerlukan aktivitas fisik yang membuat mereka aktif, sehingga dapat membantu pembentukan kepercayaan dirinya
Contohnya, anak tidak disuruh duduk, menulis, dan mendengarkan ceramah guru dalam waktu yang lama. DAP memberikan peluang bagi anak untuk aktif, bermain, waktu tenag, belajar, dan beristirahat secara seimbang. Anak-anak akan lebih cepat mempelajari suatu konsep dengan keterlibatannya secara aktif, misalnya bekerja dengan obyek nyata/tiruannya atau kerja tangan, daripada hanya disuruh mendengarkan guru. Lingkungan belajar juga harus aman sehingga semua anak merasa aman dan diterima oleh lingkungannya
2. Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan para orang dewasa di sekitarnya dan teman-teman sebayanya
Prakteknya: Contoh terpenting adalah hubungan antara orang tua dan anak. Para guru akan mendorong agar hubungan dapat terjalin lebih kuat, termasuk dengan kawan sebayanya dan orang dewasa lainnya, sehingga proses belajaran akan lebih efektif. Tugas guru adalah memberi dukungan, mengarahkan, dan memberikan motivasi, sehingg anak dapat belajar berinteraksi dan menjadi individu mandiri. Kurikulum DAP akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengerjakan suatu pekerjaan berkelompok, sehingga anak dapat belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan kawan-kawannya. Termasuk juga diskusi di kelas yang dipandu langsung oleh gurunya.
3. Anak-anak belajar melalui bermain
Prakteknya: Bermain dapat memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi, bereksperimen, memanipulasi, yang semuanya adalah hal yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan membangun kemampuan berpikir representatif. Ketika bermain, anak-anak dapat belajar mengkaji dan meningkatkan daya pikirnya melalui respon yang diperoleh dari lingkungan fifik dan sosialnya. Melalui bermainlah anak-anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya. Pada usia SD, permainan anak-anak menjadi lebih berorientasi pada peraturan dann dapat meningkatkan kemandirian dan kerjasama, sehingga dapat mendukung perkembangan sosial, emosi, dan intelektualnya.
4. Ketertarikan anak-anak terhadap sesuatu, dan rasa ingin tahunya yang tinggi dapat memotivasi belajar anak
Prakteknya: Anak-anak membutuhkan pengalaman yang mempunyai arti penting bagi mereka. Dalam kelas yang sesuai dengan DAP, para guru akan mencari cara dan strategi untuk membuat anak tertarik dan memberikan peluang bagi anak untuk memecahkan persoalan secara bersama. Guru akan mencari berbagai aktivitas dan kegiatan yang dapat menarik minat anak, sehingga motivasi anak untuk belajar akan meningkat. Hal ini akan menumbuhkan kecintaan anak untuk belajar, rasa ingin tahu, perhatian, dan motivasi dari dalam diri anak untuk terus mencari pnegetahuan.
1.3 ALAT/BAHAN
- Kamera -Notes -Pulpen
1.4 ANALISIS DATA
Data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan prasekolah yang telah ditentukan. Data yang telah diperoleh akan diolah sesuai dengan teori pendidikan anak prasekolah
1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan guru kelas TK-A dan TK-B di TK Harapan 1
Tempat : TK Harapan 1 Jl. Imam Bonjol No. 32, Medan Maimun,Kota Medan, Sumatera Utara
BAB 2 : PELAKSANAAN
No | Kegiatan | tanggal |
1 | Permohonan surat izin dari fakultas | 8 maret 2017 |
2 | Penyerahan surat izin observasi ke TK Harapan 1 Medan dan penerimaan izin dari TK tersebut | 16 maret 2017 |
3 | Kegiatan observasi di lakukan | 23 maret 2017 |
4 | Pengolahan data observasi | 29 maret 2017 |
5 | Pembuatan makalah observasi | 4 april 2017 |
6 | Posting blog | 9 april 2017 |
Bab 3
Laporan Dan Evaluasi Data
3.1 Laporan
3.1.1 sistematis Observasi
Kegiatan observasi yg kami lakukan pada hari kamis 23 maret 2017. Dengan sampel yg kami pilih TK A dan TK B. TK Harapan 1 Medan masuk pada pukul 08.00 WIB. Anak-anak sudah melakukan aktivitas seperti biasa yaitu ada yg belajar dan aja juga yg mengaji iqro. Pada waktu kami masuk anak-anak sudah menjalani serangkaian aktivitas yg diberikan oleh guru pembimbing.
Kelas pertama yg kami observasi adalah kelas TK B yg berisi 10 orang dengan kisaran umur 5-6 Thn. 3 orang pada saat hari itu tidak hadir. Saat kami memasuki kelas, terlihat beberapa anak yg sedang mengaji iqro dibantu oleh guru dan sebagian sedang berlatih calistung (Baca, Tulis, Hitung)
Kami tidak di perkenankan untuk mengambil alih kelas oleh kepala sekolah. Jadi kami hanya melihat bagaimana cara anak-anak tersebut belajar dengan di bimbing oleh guru. Kami hanya di perkenankan menanya kepada anak-anak tersebut dengan pertanyaan yg sederhana. Selebihnya kami mendapat informasi dari guru pembimbing tersebut. Jadi kegiatan yg kami lakukan di kelas adalah
· Menyapa anak-anak tersebut. Mereka dengan gembira menyambut kedatangan kami. Tetapi ada beberapa yg masih malu-malu dengan kehadiran kami. 1 anak ada yg tidak peduli dengan kehadiran kami (anak tersebut bahkan tidak berpaling dari buku nya ketika kami menyapa di dalam kelas)
· Anak-anak kami tanya-in cita-cita kalau besar mau jadi apa.
· Dari 10 orang anak di dalam kelas ada dua orang yg terlihat kecerdasannya dari teman-teman sebaya nya. Salah satu anak bahkan sudah tampak kecerdasannya dari teman sebaya nya
· Anak-anak di uji oleh salah satu dari kami dengan operasi matematika yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan
· Anak-anak di tanyain oleh salah satu dari kami berbagai macam warna dengan menggunakan bahasa inggris
Rata-rata anak-anak di dalam kelas semangat ketika menjawab dan di tanyain satu-satu oleh kami. Tetapi ada sebagian juga yg masih malu-malu ketika kami tanyain secara personal. Tetapi selebihnya semangat menjawab ketika di tanyain serentak oleh kami.
Ada 2 orang anak yg mendapat perhatian khusus oleh guru pembimbing
1. A: berumur 5 Thn tetapi gaya bicara dan tingkah laku hampir mirip dengan orang dewasa. Setelah ditanyain oleh guru pembimbing, ternyata A mempunyai abang yg terpaut sangat jauh umur nya. Oleh sebab itu guru pembimbing menebak mengapa A terlihat begitu dewasa tingkah laku nya
2. B: berumur 4 Thn belum bisa mengenal huruf, masih bingung mau berbicara. Tidak peduli dengan sekitarnya. Guru pembimbing mengatakan bahwa ia belum bisa beradaptasi karena merupakan murid pindahan
Saat waktu kami telah berakhir di kelas TK B kami membagikan jajanan berupa cookies kepada anak-anak tersebut. Mereka sangat antusias ketika diberi cookies. Tetapi kami membuat games. Jika ingin cookies maka anak-anak tersebut harus menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kami. Mereka semua menjawab dengan mengangkat tangan. Bahkan salah satu anak yg pemalu tadi dengan cepat mengangkat tangan tetapi masih di bimbing oleh guru pembimbing ketika menjawab pertanyaan.
Setelah pembagian cookies anak-anak disuruh oleh guru pembimbing memasukkan cookies tersebut kedalam tas das mengatakan bahwa cookies tersebut boleh dimakan ketika jadwal makan siang bersama. Anak-anak kompak menuruti perintah guru pembimbing
Dan akhirnya kami membuat kenang-kenangan kepada anak-anak di TK B dan Guru Pembimbing dengan berfoto bersama. Setelah berfoto bersama telah usai, maka berakhirlah observasi kami di kelas TK B
Sama seperti di kelas TK B kami membuat rangkaian acara yg sama pada kelas TK A. Di kelas ini terdiri dari 15 murid yg kisaran umur nya 3-4 Thn.
· Pada saat kami memasuki kelas, dua orang anak perempuan sedang belajar membaca iqro dengan guru pembimbing dan anak-anak yg lainnya sedang belajar mewarnai
Kegiatan yg kami lakukan hampir sama dengan kegiatan yg kami lakukan di TK B tetapi di TK A kami membuat kegiatan tersebut se-fleksibel mungkin karena mengingat umur mereka yg belum terlalu paham apa yg kami instruksikan
· Kami bertanya di dalam kelas tersebut namun hanya beberapa anak saja yg menjawab. Ketika kami bertanya lagi, dan lagi-lagi hanya anak tersebut saja yg menjawab. Kami bertanya kepada guru pembimbing mengapa anak-anak tersebut tidak malu-malu menjawab pertanyaan yg kami berikan, lalu guru tersebut mengatakan bahwa mereka sejak pertama kali masuk dalam kelas sudah kompak bertiga dalam berteman. Kami sempat terheran karena mereka berteman layaknya pertemanan anak remaja. Mereka seperti berteman dengan istilah genk. Mereka bertiga duduk di samping-sampingan. Ketika kawan nya menjawab pertanyaan yg kami berikan maka kawannya satu lagi menimpali jawaban tersebut. Ketika salah satu anak ada membuat tingkah sesuatu maka mereka bertiga akan tertawa dengan kompak
· Menurut kami anak yg di tengah dalam foto tersebut, bakat leader (pemimpin) dalam diri nya sudah tampak. Sebab jika kami bertanya, dia dengan sangat fasih menjawab pertanyaan yg kami ajukan tanpa malu-malu. Bahkan ketika ia kami beri instruksi untuk mengajak anak yg pemalu untuk ikut menjawab, dia dengan senang hati mendatangi temannya dan ikut membujuk temannya agar mau ikutan menjawab
· Di dalam kelas tersebut ada beberapa anak yg sangat malu ketika kami dekatin sekedar untuk bertanya, bahkan ketika kami mengulang pertanyaan tersebut tidak ada respon dari sang anak. Memang dia sangat pemalu ujar guru pembimbing
· Ketika kami ingin memberi jajanan cookies kepada anak-anak tersebut, antusias mereka hampir sama seperti kelas TK B. Mereka berebutan ingin cookies.
· Tidak seperti di kelas TK B yg mudah diatur, kelas TK A cukup sulit diatur ketika kami mengatakan semua dapat cookies tapi harus rapih dan menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kakak-kakak dan abang-abang. Sampai-sampai guru pembimbing harus turun tangan untuk menyuruh anak-anak tersebut duduk rapih dan tidak saling berebutan. Namun pada dasarnya anak yg dibawah umur 5 tahun, mereka tidak bisa duduk tenang ketika melihat apa yg dilihatnya menarik.
· Kami mencoba membuat games seperti di kelas TK B. Siapa yg bisa jawab maka mendapatkan cookies. Ketika salah seorang anak berhasil menjawab, kemudian menjawab lagi agar mendapat cookies dua biji. Salah satu anak tidak terima ketika dia hanya mendapatkan cookies 1 biji. Lalu anak yg mendapat 2 cookies mulai memamer-kan cookies yg ia dapat kepada temannya yg hanya mendapat 1 biji cookies. Maka ada insiden kecil saat ada anak yg tidak terima mendapat cookies 1 biji dan mulai menangis. Maka kami dan guru pembimbing meng-instruksikan anak tersebut untuk segera meminta maaf satu sama yg lainnya.
· Setelah pembagian cookies selesai, salah satu dari kami ada yg bercengkrama dengan anak-anak di kelas dan salah satu nya bercengkrama dengan guru pembimbing. Pada saat itu kepala sekolah mengatakan bahwa 5 menit lagi adalah jam keluar bermain anak-anak TK tersebut. Maka berakhirlah observasi yg kami lakukan di TK Harapan 1. Tak lupa pula kami membuat kenang-kenangan yg sama dengan anak kelas TK B yaitu kami dan anak-anak sekelas berfoto bersama sebagai kenang-kenangan
EVALUASI
· Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
- Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung. Anak-anak di TK Harapan 1 tidak menggunakan objek langsung. Anak-anak menggunakan gambar atau poster yang berisi gambar-gambar angka atau huruf untuk dipelajari melalui bimbingan guru.
- Occupation : materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll). Anak-anak di TK Harapan 1 sudah memenuhi dasar kurikulum ini. Anak-anak menggunting, menggambar, menempel, dan melipat kertas.
· Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional.
- Fisik : Anak-anak di TK Harapan 1, pada saat istirahat, anak diizinkan untuk bebas berlari, melompat, dan bermain yang melibatkan aktivitas fisik bersama dengan teman-teman lainnya
- Kognitif : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih kognisi melalui hafalan huruf dan angka dengan bahasa Inggris.
- Sosioemosional : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih perkembangan sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan kelas
3.3 Testimoni
Irwan Raista Surbakti (161301161)
Ini adalah kali pertama saya melakukan observasi di sekolah, saya senang karena sekolah yang kami datangi untuk melakukan observasi pun sangat Wellcome kepada kami itu lah sebabnya saya sangat antusias pada saat melakukan observasi, kegiatan observasi pun berjalan dengan lancar karena kepala sekolah beserta guru pendidik dan juga murid" di sekolah itu menerima kami. Pengalaman saya kali ini akan saya kenang baik" dan akan saya terapkan untuk kedepannya karena ini adalah momen berharga
Ismaya widitya (161301184)
kegiatan observasi pendidikan ini adalah tugas pertama saya dalam meng-observasi keadaan. Menurut saya Kegiatan tersebut cukup menyenangkan ketika bertemu anak-anak yg lucu dengan sifat mereka yg menurut saya unik. Saya sangat bangga diberi tugas ini. Ketika diberi tugas kegiataan ini wawasan saya bertambah. Saya sedikit lebih bisa memahami anak-anak yg usianya bisa dibilang masih balita. Saya sangat senang ketika saya baru melakukan pertama kali observasi, antusiasme anak-anak terhadap kegiatan observasi yg saya lakukan bersama teman-teman sangat besar.
Friyandi pakpahan (161301202)
Testimoni pada observasi pertama dalam hidup saya sangat berkesan karena ini adalah kali pertama saya mengobservasi sekaligus belajar bagaimana melakukan pendekatan terhadap murid" di sekolah tsb dan saya sangat antusias pada kali pertama saya, dan saya juga senang karena kepala sekolah beserta guru" pendidik dan murid" pun sangat baik dan sangat antusias menerima kami pada saat melakukan observasi di sekolah tersebut. Dengan kegiatan seperti ini untuk kedepannya saya mempunyai pengalaman yg dapat saya terapkan dan saya bagikan kepada pelajar di Indonesia
shafira gina (161301211)
Pengalaman saya waktu observasi, saya merasa sangat senang bisa berjumpa sama anak-anak TK yang berbagai macam model. Ada yang pintar, pendiam, nakal, cerewet tetapi mereka semua baik-baik. Saya jadi teringat dimasa saya TK dimana saya juga dulu seperti mereka.
Cara pengajaran dikelas juga guru-guru dapat membantu cara belajar anak dengan baik, dapat memahami materi pelajaran baik dari akhlak maupun akademik.
Kami juga disambut dengan baik oleh guru dan murid. Murid-murid sangat merespon dengan baik apa yang kami lakukan misalnya games. Walaupun waktu kami cuman sebentar tetapi kami mendapat pengetahuan yang banyak tentang mereka.
Ferry Afrianto (161301221)
Pengalaman pertama buat saya, melakukan observasi, di taman kanak kanak, ini membuat rasa antusias saya meningkat, karena saya merasa seperti psikolog sungguhan. Taman kanak kanak yang menjadi objek kami observasi bisa di bilang taman kanak kanak unggulan, karena fasilitas didalamnya terbilang lengkap, mulai dari perpustakaan, taman bermain, permainan permain puzzle yang megasah otak, dan sebagainya, ditambah lagi guru guru pegajarnya yang ramah ramah. Observasi yang saya lakukan ini semoga bermanfaat untuk saya, semoga bisa saya aplikasikan kepada keturunan saya nantinya
Mirza muammar (161301231)
tugas observasi ini sangat menyenangkan, saya merasakan pengalaman baru dalam bersosialisasi dengan anak-anak tk harapan medan, saya melihat bagaimana metode belajar mengajar di tk harapan, juga mempelajari respon anak anak tsb saat akan ada hadiah bagi yang menjawab pertanyaan dgn benar, dapat dibandingkan dengan sebelumnya, anak anak tsb lebih semangat ketika akan diberi hadiah, banyak yg bisa saya pelajari dr observasi tsb dan saya sangat senang
3.4 Poster
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W.. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1,University of Texas at Dallas. Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition . Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar