Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan tes dan evaluasi

PSIKOLOGI PENDIDIKAN "TES DAN EVALUASI"

Apa itu Tes Standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untukkk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
  • Memberi informasi tentang kemajuan murid. Tes standar adalah sumber infirmasi tentang seberapa baikk prestasi dan kemampuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid. Tes standar juga adapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid.
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus. Tes standar juga dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke perogram spesifik atau tidak.
  • Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi. 
  • Membantu administrator mengevaluasi program.
  • Memberikan akuntabilitas.
Tes berbasis standar (stnadards-based test) adalah tes yang menilai kemampuan atau keahlian yang diharuskan dipunyai murrid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelelesannya.
Tes berisiko tinggi (high-stakes testing) adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria Untuk Mengevaluasi Tes Standar
Di antara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, reabilitas, dan keadilan.

TES KECAKAPAN DAN PRESATASI
Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achievement).

Membandingkan Tes Kecakapan dan Prestasi
Tes Kecakapan (aptitude test) didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
Tes Prestasi dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasi murid

Manajemen dan pengelolaan kelas

Pengelolaan Kelas


Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif?
Manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektik di dalam kelas. Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid.

Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kelas.
  • Membuat kelas sebagai tempat belajar 
  • Menciptakan proses belajar yang efektif di dalam kelas 
  • Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar 
  • Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar.
  •  Mengupayakan sarana-sarana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien 
      Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah:
  • 1. Membangun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian
    2. Memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan
    3. Selalu siap dan dapat dijangkau
    4. Selalu bertugas
    Tujuan dan Strategi Manajemen
    1. Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar
    2. Mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan
    3. Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional
  • Gaya Penataan  Kelas
    1. Gaya auditorum, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru. 
    2. Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap. 
    3. Gaya off-setgaya susunan kelas di maan sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. 
    4. Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk huruf U. 
    5. Gaya klaster, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Dampak Manajemen Kelas Bagi Siswa
 
  1. Mendorong siswa mengembangkan rasa tanggung jawab individu terhadap tingkah laku serta sadar akan mengendalikan dirinya. 
  2. Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai dengan tata tertib kelas dan merasakan teguran guru itu sebagai peringatan bukan kemarahan. 
  3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku sesuai dengan aktivitas kelas.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Anak yang berkebutuhan khusus memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya dalam hal fisik, psikologis, kognitif atau terhambatnya potensi sosial. Ketidakmampuan atau gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus, meliputi.

a. Gangguan indra
, seperti kerusakan penglihatan atau pendengaran sehingga mereka membutuhkan alat khusus untuk membantu aktivitas mereka. 

b. Gangguan bicara dan bahasa, seperti gangguan dalam artikulasi, gangguan kefasihan, gangguan suara. Gangguan bahasa meliputi tiga hal. 

  • Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
  • Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan. 
  • Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Kesulitan tersebut berkaitan dengan gangguan bahasa reseptif maupun ekspresif.
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa, sehingga anak yang menderita gangguan bahasa sulit
menerima informasi.
Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. 

Retardasi mental 
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Tipe retardasi mental dibagi menjadi tiga, yaitu retardasi ringan, retardasi moderat, dan retardasi berat. Penyebab retardasi mental sendiri disebabkan oleh faktor genetik (down syndrome, fragile X syndrome) dan kerusakan otak (pengaruh dari lingkungan luar, penyakit bawaan dari ibu seperti AIDS, ataupun ibu yang kecanduan alkohol mengakibatkan anak mengalami Fetal alcohol syndrome). 

Gangguan Fisik
Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure).
Gangguan Ortopedik.
Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karna atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh problem prenatal (dalam kandungan) atau perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak.

Gangguan perilaku dan emosional. Terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan berhubungan juga pada sosioemosional yang tidak tepat.
·       - Perilaku Agresif, diluar kontrol
·        -Depresi, kecemasan, dan ketakutan

Sabtu, 08 April 2017

Testimoni Psikologi Pendidikan

Saya sangat menikmati mata kuliah pendidikan di semester 2 ini apalagi setelah adanya kegiatan observasi yg dilakukan ke sekolah sekolah. Saya mendapatkan topik pendidikan pra sekolah. Dimana saya harus mengobservasi taman kanak-kanak. Karena saya sangat menyukai anak kecil, makanya saya sangat bahagia mendapatkan tugas observasi dari dosen pengampu MK pendidikan. Tidak hanya itu saja, dosen pengampu MK ini juga memberikan tugas nge-resume dimana saya sangat ber-terima kasih karena tugas dari ibu-ibu dosen yg memberikan tugas tersebut saya jadi rajin membaca untuk me-resume materi yg ingin saya buat. Mata kuliah ini menurut saya alur cerita nya sangat enjoy... dimana ketika dosen masuk kita tidak hanya berpatok pada buku saja. Kita bisa kaitkan pengalaman kita untuk masuk ke materi yg akan di pelajari. Ada nya interaksi yg kuat antara dosen dan mahasiswa. Tidak hanya melulu ditanyain materi yg terdapat dalam buku, kita bebas ber-cerita apa saja yg terjadi dalam hidup kita mengenai terkait materi tersebut. Apalagi saya bisa dibilang blogger aktif saat adanya MK ini di semester 2 karena setiap tugas yg di berikan dosen pengampu, saya harus memposting hasil yg saya buat ke blog milik saya sendiri. Ini sangat bagus sebab kita bisa membantu orang yg membutuhkan artikel seperti kita 
Saya berharap semoga kedepannya saya bisa menjadi mahasiswa yg baik dalam MK pendidikan. Dan saya berusaha untuk kedepannya semoga saya bisa mengaplikasikan apa yg saya dapat dalam MK pendidikan ini.

Psikologi Pendidikan : Observasi Pendidikan PraSekolah

Pendidikan Prasekolah Di TK Harapan 1
TOPIK: Ruang lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL: Pendidikan Anak Prasekolah di TK Harapan 1

Kelompok 4
Irwan Raista surbakti (16-161)
Ismaya Widitya (16-184)
Friyandi Pakpahan (16-202)
Shafira gina (16-211)
Ferry Afprianto (16-221)
Mirza Muammar (16-231)



BAB 1 : PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari anak-anak lainnya. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya
1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh
Froebel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak usia dini, khususnya taman kanak-kanak. Usaha froebel yang dibanggakan adalah sebagai penggagas taman kanak-kanak atau kindergarten- chidren’s gardens dan beliau dikenali sebagai father of kindergarten.
Sebagai ayah pendidikan anak usia dini, Frederich Wilhelm Froebel, sangat mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini. dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu, yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang dirancang Froebel, yaitu gift (objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung), occupation(materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.
1.2.2 Anak Prasekolah
Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik :
· Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
· Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
· Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
· Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus
Ciri Sosial :
· Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
· Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
· Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya karena perebutan mainan
· Memiliki kesadaran akan gender dan sex typing
Ciri Emosional :
· Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih sering berperilaku tempertantrum
Ciri Kognitif :
· Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
· Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat
1.2.3 Pendidikan Prasekolah
Pendidikan anak pra sekolah adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol hingga delapan tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
1.2.4 Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bermain bebas ; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
2. Bermain dengan bimbingan ; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk menggunakannya dengan konsep tertentu
3. Bermain dengan diarahkan ; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas khusus
Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten (1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
o Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lainnya
o Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan tersebut
o Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
o Associative Play ; anak bermain bersama namun permainan tidak terstruktur
o Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan tertentu
1.2.5 Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau dalam bahasa Indonesia berarti ”Pendidikan yang patut sesuai dengan tahapan perkembangan anak”. Berdasarkan konsep ini, para pendidikan harus mengerti bahwa setiap anak adalah unik mempunyai bakat, minat, kelebihan, dan kekurangan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan keunikan-keunikan tersebut.
1. Pada usia TK dan SD anak-anak memerlukan aktivitas fisik yang membuat mereka aktif, sehingga dapat membantu pembentukan kepercayaan dirinya
Contohnya, anak tidak disuruh duduk, menulis, dan mendengarkan ceramah guru dalam waktu yang lama. DAP memberikan peluang bagi anak untuk aktif, bermain, waktu tenag, belajar, dan beristirahat secara seimbang. Anak-anak akan lebih cepat mempelajari suatu konsep dengan keterlibatannya secara aktif, misalnya bekerja dengan obyek nyata/tiruannya atau kerja tangan, daripada hanya disuruh mendengarkan guru. Lingkungan belajar juga harus aman sehingga semua anak merasa aman dan diterima oleh lingkungannya
2. Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan para orang dewasa di sekitarnya dan teman-teman sebayanya
Prakteknya: Contoh terpenting adalah hubungan antara orang tua dan anak. Para guru akan mendorong agar hubungan dapat terjalin lebih kuat, termasuk dengan kawan sebayanya dan orang dewasa lainnya, sehingga proses belajaran akan lebih efektif. Tugas guru adalah memberi dukungan, mengarahkan, dan memberikan motivasi, sehingg anak dapat belajar berinteraksi dan menjadi individu mandiri. Kurikulum DAP akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengerjakan suatu pekerjaan berkelompok, sehingga anak dapat belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan kawan-kawannya. Termasuk juga diskusi di kelas yang dipandu langsung oleh gurunya.
3. Anak-anak belajar melalui bermain
Prakteknya: Bermain dapat memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi, bereksperimen, memanipulasi, yang semuanya adalah hal yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan membangun kemampuan berpikir representatif. Ketika bermain, anak-anak dapat belajar mengkaji dan meningkatkan daya pikirnya melalui respon yang diperoleh dari lingkungan fifik dan sosialnya. Melalui bermainlah anak-anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya. Pada usia SD, permainan anak-anak menjadi lebih berorientasi pada peraturan dann dapat meningkatkan kemandirian dan kerjasama, sehingga dapat mendukung perkembangan sosial, emosi, dan intelektualnya.
4. Ketertarikan anak-anak terhadap sesuatu, dan rasa ingin tahunya yang tinggi dapat memotivasi belajar anak
Prakteknya: Anak-anak membutuhkan pengalaman yang mempunyai arti penting bagi mereka. Dalam kelas yang sesuai dengan DAP, para guru akan mencari cara dan strategi untuk membuat anak tertarik dan memberikan peluang bagi anak untuk memecahkan persoalan secara bersama. Guru akan mencari berbagai aktivitas dan kegiatan yang dapat menarik minat anak, sehingga motivasi anak untuk belajar akan meningkat. Hal ini akan menumbuhkan kecintaan anak untuk belajar, rasa ingin tahu, perhatian, dan motivasi dari dalam diri anak untuk terus mencari pnegetahuan.


1.3 ALAT/BAHAN
- Kamera -Notes -Pulpen
1.4 ANALISIS DATA
Data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan prasekolah yang telah ditentukan. Data yang telah diperoleh akan diolah sesuai dengan teori pendidikan anak prasekolah
1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan guru kelas TK-A dan TK-B di TK Harapan 1
Tempat : TK Harapan 1 Jl. Imam Bonjol No. 32, Medan Maimun,Kota Medan, Sumatera Utara


BAB 2 : PELAKSANAAN
2.1 SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
No Kegiatan tanggal
1 Permohonan surat izin dari fakultas 8 maret 2017
2 Penyerahan surat izin observasi ke TK Harapan 1 Medan dan penerimaan izin dari TK tersebut 16 maret 2017
3 Kegiatan observasi di lakukan 23 maret 2017
4 Pengolahan data observasi 29 maret 2017
5 Pembuatan makalah observasi 4 april 2017
6 Posting blog 9 april 2017


Bab 3
Laporan Dan Evaluasi Data
3.1 Laporan
3.1.1 sistematis Observasi
Kegiatan observasi yg kami lakukan pada hari kamis 23 maret 2017. Dengan sampel yg kami pilih TK A dan TK B. TK Harapan 1 Medan masuk pada pukul 08.00 WIB. Anak-anak sudah melakukan aktivitas seperti biasa yaitu ada yg belajar dan aja juga yg mengaji iqro. Pada waktu kami masuk anak-anak sudah menjalani serangkaian aktivitas yg diberikan oleh guru pembimbing.
Kelas pertama yg kami observasi adalah kelas TK B yg berisi 10 orang dengan kisaran umur 5-6 Thn. 3 orang pada saat hari itu tidak hadir. Saat kami memasuki kelas, terlihat beberapa anak yg sedang mengaji iqro dibantu oleh guru dan sebagian sedang berlatih calistung (Baca, Tulis, Hitung)

Kami tidak di perkenankan untuk mengambil alih kelas oleh kepala sekolah. Jadi kami hanya melihat bagaimana cara anak-anak tersebut belajar dengan di bimbing oleh guru. Kami hanya di perkenankan menanya kepada anak-anak tersebut dengan pertanyaan yg sederhana. Selebihnya kami mendapat informasi dari guru pembimbing tersebut. Jadi kegiatan yg kami lakukan di kelas adalah
· Menyapa anak-anak tersebut. Mereka dengan gembira menyambut kedatangan kami. Tetapi ada beberapa yg masih malu-malu dengan kehadiran kami. 1 anak ada yg tidak peduli dengan kehadiran kami (anak tersebut bahkan tidak berpaling dari buku nya ketika kami menyapa di dalam kelas)

· Anak-anak kami tanya-in cita-cita kalau besar mau jadi apa.
· Dari 10 orang anak di dalam kelas ada dua orang yg terlihat kecerdasannya dari teman-teman sebaya nya. Salah satu anak bahkan sudah tampak kecerdasannya dari teman sebaya nya

· Anak-anak di uji oleh salah satu dari kami dengan operasi matematika yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan

· Anak-anak di tanyain oleh salah satu dari kami berbagai macam warna dengan menggunakan bahasa inggris
Rata-rata anak-anak di dalam kelas semangat ketika menjawab dan di tanyain satu-satu oleh kami. Tetapi ada sebagian juga yg masih malu-malu ketika kami tanyain secara personal. Tetapi selebihnya semangat menjawab ketika di tanyain serentak oleh kami.
Ada 2 orang anak yg mendapat perhatian khusus oleh guru pembimbing
1. A: berumur 5 Thn tetapi gaya bicara dan tingkah laku hampir mirip dengan orang dewasa. Setelah ditanyain oleh guru pembimbing, ternyata A mempunyai abang yg terpaut sangat jauh umur nya. Oleh sebab itu guru pembimbing menebak mengapa A terlihat begitu dewasa tingkah laku nya
2. B: berumur 4 Thn belum bisa mengenal huruf, masih bingung mau berbicara. Tidak peduli dengan sekitarnya. Guru pembimbing mengatakan bahwa ia belum bisa beradaptasi karena merupakan murid pindahan
Saat waktu kami telah berakhir di kelas TK B kami membagikan jajanan berupa cookies kepada anak-anak tersebut. Mereka sangat antusias ketika diberi cookies. Tetapi kami membuat games. Jika ingin cookies maka anak-anak tersebut harus menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kami. Mereka semua menjawab dengan mengangkat tangan. Bahkan salah satu anak yg pemalu tadi dengan cepat mengangkat tangan tetapi masih di bimbing oleh guru pembimbing ketika menjawab pertanyaan.

Setelah pembagian cookies anak-anak disuruh oleh guru pembimbing memasukkan cookies tersebut kedalam tas das mengatakan bahwa cookies tersebut boleh dimakan ketika jadwal makan siang bersama. Anak-anak kompak menuruti perintah guru pembimbing

Dan akhirnya kami membuat kenang-kenangan kepada anak-anak di TK B dan Guru Pembimbing dengan berfoto bersama. Setelah berfoto bersama telah usai, maka berakhirlah observasi kami di kelas TK B

Sama seperti di kelas TK B kami membuat rangkaian acara yg sama pada kelas TK A. Di kelas ini terdiri dari 15 murid yg kisaran umur nya 3-4 Thn.
· Pada saat kami memasuki kelas, dua orang anak perempuan sedang belajar membaca iqro dengan guru pembimbing dan anak-anak yg lainnya sedang belajar mewarnai


Kegiatan yg kami lakukan hampir sama dengan kegiatan yg kami lakukan di TK B tetapi di TK A kami membuat kegiatan tersebut se-fleksibel mungkin karena mengingat umur mereka yg belum terlalu paham apa yg kami instruksikan
· Kami bertanya di dalam kelas tersebut namun hanya beberapa anak saja yg menjawab. Ketika kami bertanya lagi, dan lagi-lagi hanya anak tersebut saja yg menjawab. Kami bertanya kepada guru pembimbing mengapa anak-anak tersebut tidak malu-malu menjawab pertanyaan yg kami berikan, lalu guru tersebut mengatakan bahwa mereka sejak pertama kali masuk dalam kelas sudah kompak bertiga dalam berteman. Kami sempat terheran karena mereka berteman layaknya pertemanan anak remaja. Mereka seperti berteman dengan istilah genk. Mereka bertiga duduk di samping-sampingan. Ketika kawan nya menjawab pertanyaan yg kami berikan maka kawannya satu lagi menimpali jawaban tersebut. Ketika salah satu anak ada membuat tingkah sesuatu maka mereka bertiga akan tertawa dengan kompak

· Menurut kami anak yg di tengah dalam foto tersebut, bakat leader (pemimpin) dalam diri nya sudah tampak. Sebab jika kami bertanya, dia dengan sangat fasih menjawab pertanyaan yg kami ajukan tanpa malu-malu. Bahkan ketika ia kami beri instruksi untuk mengajak anak yg pemalu untuk ikut menjawab, dia dengan senang hati mendatangi temannya dan ikut membujuk temannya agar mau ikutan menjawab

· Di dalam kelas tersebut ada beberapa anak yg sangat malu ketika kami dekatin sekedar untuk bertanya, bahkan ketika kami mengulang pertanyaan tersebut tidak ada respon dari sang anak. Memang dia sangat pemalu ujar guru pembimbing

· Ketika kami ingin memberi jajanan cookies kepada anak-anak tersebut, antusias mereka hampir sama seperti kelas TK B. Mereka berebutan ingin cookies.

· Tidak seperti di kelas TK B yg mudah diatur, kelas TK A cukup sulit diatur ketika kami mengatakan semua dapat cookies tapi harus rapih dan menjawab pertanyaan yg diberikan oleh kakak-kakak dan abang-abang. Sampai-sampai guru pembimbing harus turun tangan untuk menyuruh anak-anak tersebut duduk rapih dan tidak saling berebutan. Namun pada dasarnya anak yg dibawah umur 5 tahun, mereka tidak bisa duduk tenang ketika melihat apa yg dilihatnya menarik.
· Kami mencoba membuat games seperti di kelas TK B. Siapa yg bisa jawab maka mendapatkan cookies. Ketika salah seorang anak berhasil menjawab, kemudian menjawab lagi agar mendapat cookies dua biji. Salah satu anak tidak terima ketika dia hanya mendapatkan cookies 1 biji. Lalu anak yg mendapat 2 cookies mulai memamer-kan cookies yg ia dapat kepada temannya yg hanya mendapat 1 biji cookies. Maka ada insiden kecil saat ada anak yg tidak terima mendapat cookies 1 biji dan mulai menangis. Maka kami dan guru pembimbing meng-instruksikan anak tersebut untuk segera meminta maaf satu sama yg lainnya.


· Setelah pembagian cookies selesai, salah satu dari kami ada yg bercengkrama dengan anak-anak di kelas dan salah satu nya bercengkrama dengan guru pembimbing. Pada saat itu kepala sekolah mengatakan bahwa 5 menit lagi adalah jam keluar bermain anak-anak TK tersebut. Maka berakhirlah observasi yg kami lakukan di TK Harapan 1. Tak lupa pula kami membuat kenang-kenangan yg sama dengan anak kelas TK B yaitu kami dan anak-anak sekelas berfoto bersama sebagai kenang-kenangan

EVALUASI
· Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
- Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung. Anak-anak di TK Harapan 1 tidak menggunakan objek langsung. Anak-anak menggunakan gambar atau poster yang berisi gambar-gambar angka atau huruf untuk dipelajari melalui bimbingan guru.
- Occupation : materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll). Anak-anak di TK Harapan 1 sudah memenuhi dasar kurikulum ini. Anak-anak menggunting, menggambar, menempel, dan melipat kertas.
· Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional.
- Fisik : Anak-anak di TK Harapan 1, pada saat istirahat, anak diizinkan untuk bebas berlari, melompat, dan bermain yang melibatkan aktivitas fisik bersama dengan teman-teman lainnya
- Kognitif : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih kognisi melalui hafalan huruf dan angka dengan bahasa Inggris.
- Sosioemosional : Anak-anak di TK Harapan 1 melatih perkembangan sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan kelas
3.3 Testimoni
Irwan Raista Surbakti (161301161)
Ini adalah kali pertama saya melakukan observasi di sekolah, saya senang karena sekolah yang kami datangi untuk melakukan observasi pun sangat Wellcome kepada kami itu lah sebabnya saya sangat antusias pada saat melakukan observasi, kegiatan observasi pun berjalan dengan lancar karena kepala sekolah beserta guru pendidik dan juga murid" di sekolah itu menerima kami. Pengalaman saya kali ini akan saya kenang baik" dan akan saya terapkan untuk kedepannya karena ini adalah momen berharga

Ismaya widitya (161301184)
kegiatan observasi pendidikan ini adalah tugas pertama saya dalam meng-observasi keadaan. Menurut saya Kegiatan tersebut cukup menyenangkan ketika bertemu anak-anak yg lucu dengan sifat mereka yg menurut saya unik. Saya sangat bangga diberi tugas ini. Ketika diberi tugas kegiataan ini wawasan saya bertambah. Saya sedikit lebih bisa memahami anak-anak yg usianya bisa dibilang masih balita. Saya sangat senang ketika saya baru melakukan pertama kali observasi, antusiasme anak-anak terhadap kegiatan observasi yg saya lakukan bersama teman-teman sangat besar.
Friyandi pakpahan (161301202)
Testimoni pada observasi pertama dalam hidup saya sangat berkesan karena ini adalah kali pertama saya mengobservasi sekaligus belajar bagaimana melakukan pendekatan terhadap murid" di sekolah tsb dan saya sangat antusias pada kali pertama saya, dan saya juga senang karena kepala sekolah beserta guru" pendidik dan murid" pun sangat baik dan sangat antusias menerima kami pada saat melakukan observasi di sekolah tersebut. Dengan kegiatan seperti ini untuk kedepannya saya mempunyai pengalaman yg dapat saya terapkan dan saya bagikan kepada pelajar di Indonesia
shafira gina (161301211)
Pengalaman saya waktu observasi, saya merasa sangat senang bisa berjumpa sama anak-anak TK yang berbagai macam model. Ada yang pintar, pendiam, nakal, cerewet tetapi mereka semua baik-baik. Saya jadi teringat dimasa saya TK dimana saya juga dulu seperti mereka.
Cara pengajaran dikelas juga guru-guru dapat membantu cara belajar anak dengan baik, dapat memahami materi pelajaran baik dari akhlak maupun akademik.
Kami juga disambut dengan baik oleh guru dan murid. Murid-murid sangat merespon dengan baik apa yang kami lakukan misalnya games. Walaupun waktu kami cuman sebentar tetapi kami mendapat pengetahuan yang banyak tentang mereka.
Ferry Afrianto (161301221)
Pengalaman pertama buat saya, melakukan observasi, di taman kanak kanak, ini membuat rasa antusias saya meningkat, karena saya merasa seperti psikolog sungguhan. Taman kanak kanak yang menjadi objek kami observasi bisa di bilang taman kanak kanak unggulan, karena fasilitas didalamnya terbilang lengkap, mulai dari perpustakaan, taman bermain, permainan permain puzzle yang megasah otak, dan sebagainya, ditambah lagi guru guru pegajarnya yang ramah ramah. Observasi yang saya lakukan ini semoga bermanfaat untuk saya, semoga bisa saya aplikasikan kepada keturunan saya nantinya

Mirza muammar (161301231)
tugas observasi ini sangat menyenangkan, saya merasakan pengalaman baru dalam bersosialisasi dengan anak-anak tk harapan medan, saya melihat bagaimana metode belajar mengajar di tk harapan, juga mempelajari respon anak anak tsb saat akan ada hadiah bagi yang menjawab pertanyaan dgn benar, dapat dibandingkan dengan sebelumnya, anak anak tsb lebih semangat ketika akan diberi hadiah, banyak yg bisa saya pelajari dr observasi tsb dan saya sangat senang
3.4 Poster

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W.. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1,University of Texas at Dallas. Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition . Jakarta: Erlangga

Senin, 03 April 2017

Motivasi Dalam Psikologi Pendidikan

MOTIVASI Motivasi adalah proses yang memberi semangat, dan arah dalam perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Oleh karena itu, motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Perspektif tentang motivasi: • Perspektif Behavioral Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid, motivasi murid sebagai konsekuensi dari intensif eksternal. Intensif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid, intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku tidak tepat. • Perspektif Humanistik Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut hirarki kebutuhan, yaitu seperti kebutuhan fisik, keamanan, cinta, dan rasa memiliki, harga diri, aktualisasi diri. • Perspektif Kognitif . Perspektif kognitif ini bertentangan dengan perspektif behavioral, perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. • Perpektif Sosial Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU perbedaan krusial antara motivasi ekstrinsik (eksternal) dan motivasi instrinsik (internal). Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik • Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan atau hukuman. • Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

PSIKOLOGI DAN TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

PSIKOLOGI DAN TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN • Proses dan Periode Pola perkembangan anak adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses : proses biologis, kognitif dan sosialemosional. Perkembangan juga bisa dideskripsikan berdasarkan periodenya. a. Proses Biologis perubahan dalam tubuh anak. Proses biologis melandasi perkembangan otak, berat dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan bergerak dan perubahan hormonal b. Proses Kognitif Perubahan dalam pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak. Proses perkembangan kognitif memampukan anak untuk membayangkan bagaimana cara memecahkan soal matematika, menyusun strategi kreatif atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan yang bermakna. c. Proses Sosioemosional perubahan dalam hubungan anak dengn orang lain, perubahan dalam emosi dan perubahan dalam kepribadian . - Periode Perkembangan Dalam system klasifikasi yang paling bnyak dipakai, periode perkembangan meliputi periode: a. Infancy (Bayi) adalah periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan. Ini adalah masa ketika anak sangat bergantung pada orang tuanya. b. Early Childhood (kadang dnamakan usia “prasekolah”) adalah periode dari akhir masa bayi sampai umur lima atau enam tahun. Selama periode ini anak menjadi mandiri dan mulai siap tuk bersekolah . c. Middle dan late childhood (terkadang disebut masa sekolah dasar) adlah dimulai dari usia enam sampai sebelas tahun. Anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis dan berhitung. d. Adolescence (Remaja) adalah transisi dari masa anak – anak ke usi dewasa. Periode ini dimulai sekitar usia sepuluh atau duabelas tahun , remaja mulai mengalami perubahan fisik yang cepat. • PERKEMBANGAN KOGNITIF - Otak Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Myelination dalam daerah otak yang berhubungan dengan koordinasi mata – tangan belum lengkap sampai usia empat tahun. Myelination dalam area otak yang paling penting dalam memfokuskan perhatian belum lengkap sampai akhir usia sekolah dasar.Synapse adalah gap (jarak) tipis antar neuron tempat terbentuknya koneksi antar neuron - Otak dan Pendidikan anak Beberapa jurnalis menegaskan bahwa pendidikan harus menengok pada ilmu saraf untuk menjawab pertanyaan untuk bagaimana cara terbaik mengajar anak berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan otak. • Teori Piaget Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yng bertanggung jwab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah terjadi ketika seorang anak memasukan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Yakni,dalam asimilasi anak mengasimilasikan lingkungan kedalam suatu skema. Akomodasi adlah terjadi ketika anak menyusaikan dari pada informasi baru. Yakni, anak menyusaikan skema mereka dengan lingkunganya. Piaget juga mengatakan bahwa untuk memahami dunianya, anak – anak secara kognitif mengorganisasikan pengalaman mereka. Organisasi adalah piaget yang berarti usaha mengelompokan perilaku yang terpisah – pisah ke dalm urutan yang lebih teratur, ke dalam system fungsi kognitif. Tahap tahap piaget a. Tahap sensorimotor (dari kelahiran sampai usi 2 tahun) : bayi membangun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dan tindakan fisik. Bayi melangka maju dari tindakan instingtual dan refleksif saat baru saja lahir dari pemikirn simbolis menjelang akhir tahap ini. b. Tahap Pra-Operasional (usia 2 samai 7 ) : anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar . kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampoi koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik. c. Tahap Operasional Kongkret ( 7-11 tahun) : anak kini bias menalar secara logis tentang kejadian – kejadian kongkret dan mampu mengklasifikasi objek kedalam kelompok yang berbeda – beda. d. Tahap Operasional Formal( 11- sampai dewasa) : remja berfikir lebih abstrak , idealistis dan logis. • Perkembangan Bahasa Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif (diciptakan) Fonologi : adalah sistem suara bahasa. Aturan fonologi mengizinkan beberapa sekuensi suara. Morfologi : Adalah aturan untuk mengombinasikan morfem, yang merupakan rangkaian suara yang merupakan bahasa satuan terkecil. Sintaksis : cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa di terima.Semantik : adalah makna dari kata atau kalima Pragmatis : adalah penggunaan percakapan yang tepat.